TEMPATNYA BIOGRAFY

Ini Tempatnya Buat Para Pencari Idola

Senin, 13 Januari 2014

0 James Owen Sullivan (The Rev) Biography






The Rev (lahir James ' Jimmy ' Owen Sullivan pada tanggal 9 Februari 1981) , kependekan dari The Reverend Tholomew Plague , adalah drummer , pianis , dan backing vokalis Avenged Sevenfold .

Pada usia 10 , The Rev punya drum set nya sendiri . The Rev menghadiri sebuah sekolah Katolik dengan vokalis A7X M. Shadows, tetapi diusir di kelas 2 . Dia juga diusir dari Huntington Beach High School untuk " sup dari pelanggaran perilaku , " dan ia ditendang keluar dari sekolah alternatif yang mengakibatkan nya putus . Dia menghabiskan banyak waktu sebagai seorang remaja yang tinggal di tempat cuci otomatis dan masuk dan keluar dari rumah . Catatan pertamanya dirilis pada usia 18 .

Dia juga sebelumnya drummer gelombang ketiga band ska Suburban Legends , dan drummer / vokalis untuk proyek sampingan Avenged Sevenfold Pinkly Smooth .

Di A7X DVD , All Excess , sementara mendiskusikan bagaimana masing-masing anggota mendapat nama panggung mereka , dinyatakan bahwa Sullivan mencapai namanya melalui versi singkat dari The Reverend Tholomew Plague . Keputusan itu tampaknya acak , karena tidak ada alasan spesifik dinyatakan sebagai ke inspirasi untuk nama . Dia memiliki kecenderungan untuk memakai pakaian eksentrik seperti kimono berwarna penghinaan . Seharusnya, ia meneror orang di kampusnya saat memakainya dan naik sekitar di kereta golf pink. [ 1 ]

Beberapa dari band favoritnya adalah Rancid , The Transplantasi , Slayer , dan terorganisir kerusuhan . Sullivan mengutip pengaruh nya sebagai Vinnie Paul dari Pantera , Dave Lombardo dan Paul Bostaph dari Slayer , Mike Portnoy dari Dream Theater , dan Terry Bozzio

Sullivan menggunakan dan disponsori oleh DW Drums , meskipun ia muncul dalam iklan untuk perusahaan anggaran DW , PDP , tour tua set-nya adalah PDP a . Dia juga disponsori oleh cymbal Sabian , Pro - Mark tongkat dan drum Evans kepala . [ 2 ]

Diakui untuk vokal dalam proyek sampingan Pinkly Smooth , Sullivan digunakan sebagai back- up vokalis di Avenged Sevenfold . Single dari album eponymous band , Critical Acclaim fitur Sullivan pada vokal selama chorus dari lagu tersebut , baik menyanyi dan menjerit . Vokal juga tampil dalam lagu-lagu lain dari eponymous Avenged Sevenfold .

The Rev adalah fitur bernyanyi pada lagu-lagu yang ditulisnya , " A Little Piece of Heaven " , " Brompton Cocktail " , " Afterlife" , " Almost Easy " dan " Fiction " . Dia juga bernyanyi di " Scream" dan " Lost" , baik dari album eponymous .

The Rev juga memiliki sejumlah tato yang tinggi , yang paling populer menjadi salah satu ia telah mengatakan ' Fiction ' , borgol di lehernya , dan nama tunangan Leana ini nya tato di sekitar jari manisnya .

The Rev meninggal pada tanggal 28,2009 di rumahnya di Huntington Beach, California . Dia berumur 28 tahun .

0 Biograpy Iwan Fals



Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Selama di Jeddah itu, Iwan Fals selalu menyanyikan dua lagu utnuk hiburannya, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Bicara tentang perjalanan karir musiknya, Iwan Fals mengaku semua dimulai ketika ia aktif ngamen di Bandung saat masih berumur berumur 13 tahun atau masih duduk di bangku SMP. Iwan Fals belajar memainkan gitar dari teman-teman nongkrong. Setiap kali teman-temannya bermain gitar dan memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan Fals suka memperhatikan hingga akhirnya ia nekat memainkan gitar itu namun saying ia malah memutuskan salah satu senar hingga dimarahi teman-temannya. Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatan seorang Iwan Fals.

Untuk menarik perhatian teman-temannya, Iwan Fals membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temannya tetawa mendengarkan lagu-lagu yang ia bawakan. Setelah merasa mampu membuat lagu sendiri, apalagi bisa membuat orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Iwan Fals pun suka mengisi acaraa hajatan, kimpoian, atau sunatan. Dulu Iwan Fals memilki manajer bernama Engkos, seorang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan. Karena itulah Iwan Fals un mulai sering tampil di acara-acara.

Ketika di SMP 5 Bandung, Iwan Fals juga menjadi gitaris kelompok paduan suara sekolah. Suatu ketika, seorang guru menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, Iwan Fals menawarkan diri. Maka jadilah ia pemain gitar di paduan suara sekolahnya.

Banyak yang bertanya tentang asal nama Fals yang ia gunakan. Nama itu ternyata didapat sewaktu dalam perjanan dari Jeddah kembali ke Jakarta. Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji, di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, Iwan hanya menenteng gitar kesayangannya. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiri Iwan dan meminjam gitarnya. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Suara gitar milik Iwan terdengar fals. Setelah membetulkan steman nada gitar, pramugari itu lalu mengajari Iwan memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan. Peristiwa itulah yang menginspirasi Iwan menambahkan Fals di belakang namanya hingga kini terkenal dengan panggilan Iwan Fals.

Karir bermusik Iwan Fals makin terbentuk saat ada orang datang ke Bandung dari Jakarta yang mengenal produser musik. Waktu itu Iwan Fals baru sadar kalau ternyata lagu-lagu yang ia ciptakan sudah terkenal di Jakarta. Jauh sebelumnya, Iwan Fals pernah rekaman di Radio 8 EH dan lagunya sering diputar di radio itu hingga akhirnya radio itu kena bredel oleh Pemerintah. Waktu itu Iwan Fals masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Setelah mendapat juara di festival musik country, Iwan Fals ikut festival lagu humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh

Widgo